This is the blog of Merry Sarlita . This simple blog aims to share information . Thank you for visiting this blog. GBU always...
RSS

Selasa, 10 Januari 2012

RMI dan RPC

RMI

Remote Method Invocation (RMI) adalah sebuah teknik pemanggilan method remote yang lebih secara umum lebih baik daripada RPC. RMI menggunakan paradigma pemrograman berorientasi obyek (Object Oriented Programming). RMI memungkinkan kita untuk mengirim obyek sebagai parameter dari remote method. Dengan dibolehkannya program Java memanggil method pada remote obyek, RMI membuat pengguna dapat mengembangkan aplikasi Java yang terdistribusi pada jaringan.


Cara Kerja RMI :

Dalam model ini, sebuah proses memanggil method dari objek yang terletak pada suatu host/computer remote. Dalam paradigma ini, penyedia layanan mendaftarkan dirinya dengan server direktori pada jaringan. Proses yang menginginkan suatu layanan mengontak server direktori saat runtime, jika layanan tersedia, maka referensi ke layanan akan diberikan. Dengan menggunakan referensi ini, proses dapat berinteraksi dengan layanan tsb. Paradigma ini ekstensi penting dari paradigma RPC. Perbedaannya adalah objek yang memberikan layanan didaftarkan (diregister) ke suatu layanan direktori global, sehingga memungkinkan untuk ditemukan dan diakses oleh aplikasi yang meminta layanan tersebut.


Contoh :

Aplikasi untuk meremote pada teknik RMI (Remote Method Invocation) menggunakan teamviewer untuk meremote computer lain. Teamviewer adalah suatu program yang cukup sederhana dan sangat mudah digunakan untuk beberapa keperluan terutama melakukan akses PC secara remote melalui internet.


RPC

RPC adalah suatu protokol yang menyediakan suatu mekanisme komunikasi antar proses yang mengijinkan suatu program untuk berjalan pada suatu komputer tanpa terasa adanya eksekusi kode pada sistem yang jauh ( remote system ).Protokol RPC digunakan untuk membangun aplikasi klien-server yang terdistribusi.


Cara Kerja RPC :

Tiap prosedur yang dipanggil dalam RPC, maka proses ini harus berkoneksi dengan server remote dengan mengirimkan semua parameter yang dibutuhkan, menunggu balasan dari server dan melakukan proses kemudian selesai. Proses di atas disebut juga dengan stub pada sisi klien. Sedangkan Stub pada sisi server adalah proses menunggu tiap message yang berisi permintaan mengenai prosedur tertentu.

Diagram diatas memberikan gambaran mengenai flow dari eksekusi dalam proses RPC. Berikut ini adalah diagram yang akan menjelaskan secara rinci mengenai proses yang terjadi pada klien dan server dalam eksekusi suatu prosedur RPC :

Berikut penjelasan dari diagram diatas :

1. Klien memanggil prosedur stub lokal. Prosedur Stub akan memberikan parameter dalam suatu paket yang akan dikirim ke jaringan. Proses ini disebut sebagai marshalling.

2. Fungsi Network pada O/S (Operating system – Sistem Operasi) akan dipanggil oleh stub untuk mengirim suatu message.

3. Kemudian Kernel ini akan mengirim message ke sistem remote. Kondisi ini dapat berupa connectionless atau connection-oriented.

4. Stub pada sisi server akan melakukan proses unmarshals pada paket yang dikirim pada network.

5. Stub pada server kemudian mengeksekusi prosedur panggilan lokal.

6. Jika eksekusi prosedur ini telah selesai, maka eksekusi diberikan kembali ke stub pada server.

7. Stub server akan melakukan proses marshals lagi dan mengirimkan message nilai balikan ( hasilnya ) kembali ke jaringan.

8. Message ini akan dikirim kembali ke klien.

9. Stub klien akan membaca message ini dengan menggunakan fungsi pada jaringan.

10. Proses unmarshalled kemudian dilakukan pada message ini dan nilai balikan aka diambil untuk kemudian diproses pada proses lokal.


Proses diatas akan dilakukan berulang-ulang ( rekursif ) dalam pengeksekusian RPC dalam suatu remote sistem.


Contoh :

Aplikasi untuk meremote pada teknik RPC (Remote Procedure Call) adalah menggunakan putty untuk melakukan SSH.


Kegunaan utama SSH adalah untuk memasuki sistem komputer di tempat lain yang terhubung melalui jaringan dengan cara yang aman. Tapi saat ini SSH dapat diturunkan untuk berbagai hal yang amat dibutuhkan dalam komputasi jaringan atau lebih besar lagi: internet.


Sedangkan putty adalah software remote console/ terminal yang digunakan untuk meremote komp dengan terhubungnya menggunakan port ssh atau sebagainya, Pada bahasan disini diterang cara unutk meremote komp sistem operasi linux dengan menggunakan komp sisem operasi windows tentunya putty disini diinstall diwindows jadi digunakan putty versi windows.


Sumber :

http://blog.uad.ac.id/endro/2010/10/04/rpc-rmi/

Sabtu, 07 Januari 2012

Wireshark

v WIRESHARK

WireShark adalah salah satu dari sekian banyak tool Network Analyzer yang banyak digunakan oleh Network administrator untuk menganalisa kinerja jaringannya. WireShark banyak disukai karena interfacenya yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis. Seperti namanya, WireShark mampu menangkap paket-paket data/informasi yang berseliweran dalam jaringan yang kita “intip”.


Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Karenanya tak jarang tool ini juga dapat dipakai untuk sniffing (memperoleh informasi penting spt password email atau account lain) dengan menangkap paket-paket yang berseliweran di dalam jaringan dan menganalisanya. Untuk menggunakan tool ini pun cukup mudah. Kita cukup memasukkan perintah untuk mendapatkan informasi yang ingin kita capture (yang ingin diperoleh) dari jaringan kita.


v MENJALANKAN WIRESHARK

Untuk menjalankan WireShark pertama-tama kita harus membuka WireShark dengan cara double klik icon/shortcut WireShark

Setelah itu akan muncul Splash Screen dari WireShark yang sedang me-load komponen-komponen yang diperlukan

Setelah Splash Screen 100% maka akan muncul tampilan utama WireShark seperti berikut :


v MENG-CAPTURE PAKET DENGAN WIRESHARK

Untuk memulai capture pilih menu Capture à Interfaces

Kemudian kita akan dihadapkan dengan tampilan untuk memilih interface yang akan kita capture nantinya, seperti ini :

Klik Start pada deskripsi yang memiliki paket setelah itu maka akan ditampilkan layar scrolling yang berisikan paket-paket yang kita tangkap. Disini berarti saya memilih RNDIS_USB dengan menekan tombol start.

Setelah menekan tombol start maka akan muncul tampilan sebagai berikut :

Hentikan capture kita lewat menu Capture à Stop atau dengan button Stop Capture

WireShark juga bisa digunakan ketika kira menjadi web server. Untuk filter pada WireShark, kita ganti menjadi http.

Pada jaringan yang sibuk, terkadang kita hanya ingin menangkap sebagian dari paket saja (tidak full packet), misalnya hanya 60 bytes pertama saja. Biasanya hal tersebut dilakukan agar file capture tidak menjadi besar, namun sudah cukup informatif karena TCP/IP header sudah terlihat di 64 bytes paket. Untuk melakukan hal tersebut, pakailah option “Limit each packet to” dan isi dengan 60 bytes.

Pada saat kita akan melakukan capture packet penuh, maka size hard disk yang dibutuhkan tentunya akan sangat besar. Secara teori, apabila kita pada kecepatan 100Mbps ( atau 12.5MByte/s ), maka untuk utilisasi jaringan 50% saja, maka tiap detik akan merekam 6.25MByte. Maka untuk 1 menit butuh lebih dari 300 Mbytes. Melakukan analisa paket dengan file size yang sangat besar akan sangat sulit karena butuh processor dan memory yang cepat. Oleh karena nya, Wireshark menyediakan sarana-sarana untuk meng-split file hasil capture secara otomatis, pada bagian Capture File(s) berikut. Klik dahulu “Use multiple files” untuk mengaktifkan opsi-opsi berikutnya :

Apabila kita ingin memisah setiap hasil tangkapan berdasarkan ukuran, maka kita klik “Next file every” dan diisi ukuran file, misalnya 20Megabytes. Apabila ingin memisah berdasar waktu, kita klik “Next file every” dan isikan berapa menit. Apabila kedua opsi ini dipilih bersamaan, maka capture file akan terpisah dengan kondisi yang terpenuhi dahulu ( bisa berdasarkan file size, atau berdasarkan waktu ). “Ring buffer” menyediakan opsi yang menarik. Ring buffer menggunakan system First In First Out. Apabila kita isi dengan 5 files, maka akan tercipta ‘hanya’ 5 capture file saja. Jika capture file ke-6 terbentuk, maka capture file yang paling kuno ( nomor 1 ) akan dihapus. Dengan demikian, kita bisa memperhitungkan berapa maksimum size hard disk yang akan kita pakai dalam mengcapture. Sebagai contoh, apabila kita menyisakan 1 Gigabyte hard disk, kita bisa mengsplit dengan 20 file dengan ukuran maksimum 50 Mega Byte menggunakan “Next file every 50MByte” dan “Ring buffer 20 files”.

 
background-attachment:fixed;