v WIRESHARK
WireShark adalah salah satu dari sekian banyak tool Network Analyzer yang banyak digunakan oleh Network administrator untuk menganalisa kinerja jaringannya. WireShark banyak disukai karena interfacenya yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis. Seperti namanya, WireShark mampu menangkap paket-paket data/informasi yang berseliweran dalam jaringan yang kita “intip”.
Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Karenanya tak jarang tool ini juga dapat dipakai untuk sniffing (memperoleh informasi penting spt password email atau account lain) dengan menangkap paket-paket yang berseliweran di dalam jaringan dan menganalisanya. Untuk menggunakan tool ini pun cukup mudah. Kita cukup memasukkan perintah untuk mendapatkan informasi yang ingin kita capture (yang ingin diperoleh) dari jaringan kita.
v MENJALANKAN WIRESHARK
Untuk menjalankan WireShark pertama-tama kita harus membuka WireShark dengan cara double klik icon/shortcut WireShark
Setelah itu akan muncul Splash Screen dari WireShark yang sedang me-load komponen-komponen yang diperlukan
Setelah Splash Screen 100% maka akan muncul tampilan utama WireShark seperti berikut :
v MENG-CAPTURE PAKET DENGAN WIRESHARK
Untuk memulai capture pilih menu Capture à Interfaces
Kemudian kita akan dihadapkan dengan tampilan untuk memilih interface yang akan kita capture nantinya, seperti ini :
Klik Start pada deskripsi yang memiliki paket setelah itu maka akan ditampilkan layar scrolling yang berisikan paket-paket yang kita tangkap. Disini berarti saya memilih RNDIS_USB dengan menekan tombol start.
Setelah menekan tombol start maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Hentikan capture kita lewat menu Capture à Stop atau dengan button Stop Capture
WireShark juga bisa digunakan ketika kira menjadi web server. Untuk filter pada WireShark, kita ganti menjadi http.
Pada jaringan yang sibuk, terkadang kita hanya ingin menangkap sebagian dari paket saja (tidak full packet), misalnya hanya 60 bytes pertama saja. Biasanya hal tersebut dilakukan agar file capture tidak menjadi besar, namun sudah cukup informatif karena TCP/IP header sudah terlihat di 64 bytes paket. Untuk melakukan hal tersebut, pakailah option “Limit each packet to” dan isi dengan 60 bytes.
Pada saat kita akan melakukan capture packet penuh, maka size hard disk yang dibutuhkan tentunya akan sangat besar. Secara teori, apabila kita pada kecepatan 100Mbps ( atau 12.5MByte/s ), maka untuk utilisasi jaringan 50% saja, maka tiap detik akan merekam 6.25MByte. Maka untuk 1 menit butuh lebih dari 300 Mbytes. Melakukan analisa paket dengan file size yang sangat besar akan sangat sulit karena butuh processor dan memory yang cepat. Oleh karena nya, Wireshark menyediakan sarana-sarana untuk meng-split file hasil capture secara otomatis, pada bagian Capture File(s) berikut. Klik dahulu “Use multiple files” untuk mengaktifkan opsi-opsi berikutnya :
Apabila kita ingin memisah setiap hasil tangkapan berdasarkan ukuran, maka kita klik “Next file every” dan diisi ukuran file, misalnya 20Megabytes. Apabila ingin memisah berdasar waktu, kita klik “Next file every” dan isikan berapa menit. Apabila kedua opsi ini dipilih bersamaan, maka capture file akan terpisah dengan kondisi yang terpenuhi dahulu ( bisa berdasarkan file size, atau berdasarkan waktu ). “Ring buffer” menyediakan opsi yang menarik. Ring buffer menggunakan system First In First Out. Apabila kita isi dengan 5 files, maka akan tercipta ‘hanya’ 5 capture file saja. Jika capture file ke-6 terbentuk, maka capture file yang paling kuno ( nomor 1 ) akan dihapus. Dengan demikian, kita bisa memperhitungkan berapa maksimum size hard disk yang akan kita pakai dalam mengcapture. Sebagai contoh, apabila kita menyisakan 1 Gigabyte hard disk, kita bisa mengsplit dengan 20 file dengan ukuran maksimum 50 Mega Byte menggunakan “Next file every 50MByte” dan “Ring buffer 20 files”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar